Apa Sih Manfaat Puasa Senin Kamis ??

inilah 10 Manfaat Puasa Senin Kamis untuk Kecantikan dan Kesehatan Tubuh

Siapa bilang cantik harus sering-sering mengunjungi salon kecantikan. Dengan menjalankan puasa kita bisa mendapatkan kecantikan secara alami. Selain itu puasa juga akan menambah pahala. Ibadah sunah yakni puasa Senin-Kamis memanglah bukan ibadah yang diwajibkan dan tidak berdosa jika tidak dikerjakan.

Jika dilihat dari segi kesehatan, berpuasa Senin-Kamis ternyata dapat meningkatkan kestabilan kondisi tubuh baik mental maupun spritual serta menyeimbangkan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).

Keuntungan yang akan Anda dapatkan jika rajin menjalankan ibadah puasa Senin-Kamis bagi kesehatan di antaranya:
1. Peremajaan kulit
2. Mengencangkan Kulit
3. Mengeluarkan racun
4. Memberikan istirahat untuk organ pencernaan
5. Menurunkan kadar lemak
6. Mempercantik kaum wanita secara alami
7. Menenangkan jiwa dan perasaan
8. Mampu mengendalikan hawa nafsu
9. Lebih peka terhadap lingkungan sekitar
10. Lebih banyak beramal
Nah mau mendapatkan kecantikan secara alami lebih lengkap Lihat Lengkapnya:di Blog Dream-coid

Read more:http://www.bsukses.com/2015/02/inilah-10-manfaat-puasa-senin-kamis.html#ixzz43QQInf4h 
Follow us: @bsuksescom on Twitter |bsuksescom on Facebook





 waahh  tanpa disadari ternyata luar bisa ya manfaatnya ..........

Terus apasih asal usul puasa senin kemis ? 

Dalam ajaran agama Islam, terdapat berbagai macam amalan sunnah Nabi SAW, mulai dari kegiatan sehari-hari, shalat, puasa, membaca quran dan sebagainya. Shalat-shalat sunnah sendiri terbagi menjadi belasan macam yang bisa kita lakukan, demikian pula puasa sunnah. Terdapat belasan bahkan mungkin puluhan jenis puasa sunnah, diantaranya puasa daud, puasa tengah bulan, puasa syawal, puasa muharram, puasa senin kamis dan sebagainya. Pada pembahasan kali ini kita akan lebih memfokuskan pembahasan mengenai puasa senin kamis.

Mengenai alasan kesunnahan puasa kenin kamis, ada beberapa hadits yang bisa dijadikan dalil. Hadits pertama adalah dari ‘Aisyah r.ha, beliau mengatakan,

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيس

“Rasulullah SAW biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362)

Bersandarkan dengan hadits ini, tentu saja kita sebagai umat beliau dianjurkan untuk mengikuti langkah dan pilihan beliau.

 Niat Puasa Senin Kamis

Sebagaimana seluruh amal lainnya, puasa sunnah senin kamis juga memerlukan niat agar puasa lebih bermakna dan dapat diterima oleh Allah SWT, karena niat yang ikhlas juga merupakan salah satu syarat diterimanya amal kita.

Puasa senin dan kamis adalah dua ibadah yang terpisah sehingga lafazh niatnya pun berbeda. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada keterikatan atau kewajiban salah satu puasa harus diikuti satu puasa lainnya, sehingga terkadang kita boleh hanya melaksanakan puasa senin atau puasa kamis saja dalam satu minggu.

Niat Puasa Senin

نويت صوم يوم الاثنين سنة لله تعالى

Dibaca: “Nawaitu shouma yaumal itsnaini sunnatan liLlaahi ta’aalaa“.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari senin karena Allah Ta’ala.“

Niat Puasa Kamis

نويت صوم يوم الخميس سنة لله تعالى

Dibaca: “Nawaitu shouma yaumal khomiisi sunnatan liLlaahi ta’aalaa”.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari kamis karena Allah Ta’ala

 Ada artikel tambahan nih, 

 Ada dua pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Sebagian ulama tidak menyatakan bahwa niat puasa sunnah tidak harus dilakukan sebelum subuh sebagaimana puasa wajib ramadhan dan sebagian lainnya berpendapat bahwa berniat puasa sunnah harus sama seperti puasa wajib, yaitu harus diniatkan sebelum subuh.

Pendapat yang pertama dipilih oleh mayoritas ulama 3 madzhab, yaitu Hanafi, Syafi’i dan Hambali, dengan bersandarkan kepada hadits berikut ini:

Dari Aisyah r.ha, beliau menceritakan,

Rasulullah SAW pernah menemuiku pada suatu hari. Lalu beliau bertanya, “Apakah kamu memiliki makanan?” Aku menjawab, ‘Tidak.’

Lalu beliau mengatakan, “Jika demikian, saya puasa (sunnah) saja.”

Sementara ulama madzhab Maliki berpendapat puasa sunnah disyaratkan harus diniatkan sebelum subuh, seperti puasa ramadhan. Mereka bersandarkan kepada hadits Baginda Nabi SAW yang berbunyi,

“Siapa yang tidak berniat puasa di malam hari (sebelum subuh) maka tidak ada puasa baginya.”

Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, kita sebagai masyarakat Indonesia yang bermadzhab Syafi’iyah tentu saja lebih baik mengikuti pendapat dari Madzhab yang didirikan oleh Imam Syafi’i ini. Sebagai contoh kasus dalam penerapan pendapat Madzhab Syafi’i ini adalah sebagai berikut:

Seorang suami sama sekali tidak berniat puasa senin/kamis pada malam harinya. Nah, ternyata ketika waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, sarapan belum tersedia. Belakangan ia mengetahui bahwa istrinya sedang berpuasa senin/kamis, maka ketika itu pula ia pun berniat puasa senin/kamis di pagi hari itu.

 Nah semoga udah cukup jelas ya, buat yang masih bingung atau bertanya-tanya bisa searching lagi aja ya..

atau tanya ustad aja biar lebih pasti.

semoga artikel ini bermanfaat ya, meski dapet copas dari blog orang lain , kita kan sama-sama belajar,, 

#semoga bisa melaksanakan secara rutin , syukur2 dengan hati yang ikhlas ,,insyaallah