Rabu, 02 Desember 2020

cara mentalqin mayit_Copas

❁๐Ÿ”ฐ﷽CARA MENTALQIN CALON MAYIT
.
Talqin Artinya Ta'lim Atau Mengajarkan
Jadi Inti Dari Talqin Adalah Mengajarkan.
M
Talqin Mayit Berarti : 
Mengajarkan Orang Yang Hendak Meninggal Dunia Untuk Mengucapkan Kalimat Yang Paling Bermanfaat Baginya Diakhir Hayatnya Yaitu Kalimat Tauhid "Laa Ilaaha Illallah"
.
Talqin Merupakan Salah Satu Tugas Orang Yang Hidup Kepada Saudaranya Yang Hendak Meninggal.
Dalam hadist dari Abu Said Al-Khudri Radiyallahu'anhu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Bersabda :
.
Talqinlah (Tuntunlah) Orang Yang Hendak Mati Diantara Kalian Untuk Mengucapkan "Laa Ilaaha Illallah"
(HR. Muslim)
.
Kalimat ini ditekankan agar dia bisa mendapatkan syurga.
.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :
.
ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ุขุฎِุฑُ ูƒَู„َุงู…ِู‡ِ ู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ุงู„ู„ู‡ُ ุฏَุฎَู„َ ุงู„ุฌَู†َّุฉَ
.
”Barangsiapa Yang Akhir Perkataannya Sebelum Meninggal Dunia Adalah ‘Laa Ilaha Illallah’, Maka Dia Akan Masuk Surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan Shahih Oleh Syaikh Al Albani Dalam Misykatul Mashobih No. 1621)
.
● Bagaimana Cara Mentalqinkan Calon Mayit?
.
1. Bisikan kepada orang yang akan meninggal ubtuk mengucapkan " Laa Ilaaha Illallah"
.
Misal :
"Wahai Ayahku Ucapkanlah "Laa Ilaaha Illallah"."
.
2. Bila perlu tambahkan janji indah diakhirat kelak, apabila berhasil mengucapkan kalimat Tauhid.
.
Misal :
Ucapkan "Laa Ilaaha Illallah" Surga Akan Menantimu.
.
3. Jangan sampai orang yang akan meninggal merasa terganggu, karena yang mentalqin terlalu sering mengulang ulang.
Karena ini bisa membuat ia menjadi tidak senang dengan ucapan "Laa Ilaaha illallah".
.
An Nawawi Mengatakan :
Para ulama membenci jika terlalu banyak dan terlalu sering ketika mentalqin.
Agar tidak membuat calon mayit terganggu karena ia sendiri sedang merasakan sakit, sehingga membuat hatinya membenci ajakan talqin.
(Syarh Shahih Muslim)
.
Yang tepat, bisikan si calon mayit untuk mengucapkan "Laa Ilaaha Illallah", setelah itu tunggu dulu beberapa saat.
.
Jika ia berhasil mengucapkan Kalimat "Laa Ilaaha Illallah", jangan di talqin ulang
.
Jika ia mengucapkan kalimat yang lain, atau belum berhasil mengucapkan kalimat "Laa Ilaaha Illallah", silahkan ulangi talqinya

Sabtu, 01 Agustus 2020

Catatan Malam#1augst20

Bismillah, 
Dear, namanya ujian itu berasal dari mana saja ketahui lah teringat pada suatu hadist
Rasulullah salallahu alaihi wassalam bersabda "Apabila Allah mencintai suatu kaum ,maka Allah akan menguji mereka"hadist shahih riwayat At-tirmidzi dm sohihul jaami'
Terkadang kalau lagi ada suatu masalah yang buat hati kesal, bahkan sampai marah pasti kita fikir itu adalah ujian , karena disitulah letak kesabaran kita diuji. Lihat lah orang-orang dibawahmu yang lebih menderita mungkin ada.. Yang lebih kekurangan hidupnya juga ada , bahkan yang tidak bahagia juga pasti ada , karena semua keinginan manusia kebanyakan adalah kesempurnaan padahal diri sendiri apakah sudah sempurna ? Itu yang harusnya kita tanyakan pada diri sendiri tak ada salahnya kalau kita bercermin apasih kekurangan kita, jika bukan secara fisik , mungkin sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain dari kejauhan atau tak lebih lama bersama kita, kenalilah ketidak sempurnaan mu itu pasti ada, 
Yang bisa menilai kita sebenarnya ya..diir kita sendiri, bercerminlah kenali kekurangan mu. Begitupun orang lain yang menurutmu tidak sempurna dia sama sepertimu sama-sama manusia sama-sana makhluk ciptaan Allah, pasti memiliki kekurangan , jika dirasa kebodohan yang ia miliki lebih darimu bersyukurlah berarti kamu orang yang beruntung karena kamu banyak ilmu daripada nya, dan yang lainnya 
Ujian bisa berasal dari orang-orang di sekitar mu ,rezeki , ilmu pengetahuan dll 
Bersabarlah atas itu semua , karena mungkin itu adalah tanda cinta dari Allah untuk mu , mungkin Allah ingin menguji seberapa besar kesabaran hati mu itu salah satunya, dan itu yang akan menentukan seberapa kuat keimanan mu disisi Allah, bersabarlah itu adalah kunci untuk menjalani ujian mu, bercerminlah mungkin karena dosa-dosamu ujian itu datang, maka jangan berhenti untuk berdo'a kepada Allah jika kamu merasa sempit hatinya.
Kesabaran itu sangat luas sekali ingat QS. Az-zumar 9-10 
Sadarlah setiap manusia memiliki masing-masing kekurangan yang berbeda dari mu, jadi jangan pernah menyamakan ::

Kamis, 05 September 2019

Ibadah Puasa Di Bulan Muharram

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 04 Muharram 1441 H / 04 September 2019 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc
📗 Serial Bulan Muharam 1441H
🔊 Halaqah 03| Ibadah Puasa Di Bulan Muharam
⬇ Download audio: bit.ly/Muharam1441-H3
〰〰〰〰〰〰〰

*IBADAH PUASA DI BULAN MUHARRAM*

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد الله و صلاة و سلم على رسول الله و على أله و أصحابه ومن تبعهم بإحسان الى يوم القيامة أما بعد

Sahabat Bimbingan Islām yang semoga selalu dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kehidupan dunia ini tujuannya adalah untuk beribadah.

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

_“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”_

(QS Adz Dzāriyāt: 56)

Bekerja membuahkan bekal akhirat dan untuk mengapai jannah, itulah tujuan kehidupan kita.

Dan Alhamdulillāh, kita semua diberikan banyak bonus oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla sehingga kita bisa memperbanyak bekal tersebut.

Di antara bonus yang Allāh berikan kepada kita pada bulan Muharram ini adalah ibadah puasa. Yang mana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

_"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhān adalah puasa pada bulan Allāh yang bernama Muharram.”_

(Hadīts Muslim nomor 1163)

Hadīts ini seakan-akan mengisyaratkan kepada kita akan dianjurkannya puasa seluruh bulan, (satu bulan penuh sejak tanggal 1 hingga tanggal terakhir), akan tetapi karena belum ditemukan dalīl atau contoh dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Dan disebutkan pula di sana, Beliau belum pernah berpuasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhān saja, sebagaimana yang disampaikan oleh isteri Beliau dalam hadītsnya. Maka para ulamā membawa hadīts ini kepada anjuran memperbanyak puasa Muharram saja.

Jadi dibawa kepada anjuran memperbanyak, bukan anjuran untuk berpuasa satu bulan penuh dan bagi sahabat Bimbingan Islām yang sibuk tidak bisa berpuasa, maka setidaknya jangan melewatkan puasa pada tanggal 10 Muharram atau yang dinamakan hari AsySyura karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa puasa pada tanggal tersebut akan menghapus dosa satu tahun yang telah lalu.

Sebagaimana sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

وصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

_"Dan puasa Asy Syura, saya berharap Allāh akan menghapus dosa satu tahun yang telah lalu.”_

[HR Muslim: 1162]

Apabila ada kemampuan maka bisa menambah dengan puasa pada tanggal 9 nya atau yang dinamakan dengan puasa Tasu'a.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:

لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لأَصُومَنَّ التَّاسِعَ

_"Apabila saya masih hidup hingga tahun depan, saya bertekad untuk puasa pada tanggal 9 nya juga.”_

[HR Muslim 2/798, Ibnu Majah 736, Ahmad 1/224, 236, 345, Baihaqi 4/287, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushanafnya 3/58, Thabrani dalam Al Kabir 10/401, Thahawi 2/77 dan lain-lain]

Dan hal tersebut Beliau lakukan untuk menyelisihi orang-orang Yahūdi yang berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja.

Kemudian bagi yang tidak bisa berpuasa pada tanggal 9 Muharram, maka bisa berpuasa pada tanggal 11 Muharram, karena padanya ada penyelisihan kepada orang-orang Yahūdi.

Puasa tanggal 9 dan 10 Muharram atau jika tidak bisa tanggal 9, maka berpuasa tanggal 10 dan tanggal 11nya, ini adalah tingkat yang kedua.

Adapun puasa yang lebih utama lagi adalah puasa tanggal 10 ditambah puasa tanggal 09 dan tanggal 11 Muharram, sehingga ia berpuasa tiga hari.

Walaupun belum ada hadīts shahīh yang berkaitan dengan hal ini, akan tetapi puasa tiga hari ini termasuk dalam sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam di awal tadi, dimana puasa pada bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhān.

Dan tentu, apabila dia memperbanyak puasa lebih dari tiga hari maka itu lebih utama.

Inilah pembahasan kita yang berkaitan dengan bulan Muharram dan ibadah puasanya.

Semoga pembahasan ini bermanfaat.

Wallāhu A'lam Bishawāb

وصلى الله على نبينا محمد

____________

Sebab Dinamakan Hari As Syura

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 03 Muharram 1441 H / 03 September 2019 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc
📗 Serial Bulan Muharam 1441H
🔊 Halaqah 02| Sebab Dinamakan Hari Asysyura
⬇ Download audio: bit.ly/Muharam1441-H2
〰〰〰〰〰〰〰

*SEBAB DINAMAKAN HARI ASYSYURA*

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد الله و صلاة و سلم على رسول الله و على أله و أصحابه ومن تبعهم بإحسان الى يوم القيامة أما بعد

Sahabat Bimbingan Islām yang semoga selalu dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Pada bulan Muharram ini (bulan Syura) ada sebuah hari yang dinamakan dengan Asysyura yaitu hari ke-10 bulan Muharram.

Para ulama berselisih pendapat kenapa hari tersebut dinamakan Asy Syura. Menurut sebagian ulamā hari tersebut dinamakan Asy Syura karena diambil dari kata Asyr yang berarti kesepuluh.

√ Kata Asyura dan Asyr dalam bahasa Arab memiliki unsur pembentuk yang sama yaitu ع، ش، ر.

⇒ Ini pendapat pertama, bahwasanya Asysyura diambil dari kata Asyr yang artinya ke-10.

√ Hari kesepuluh tersebut dinamakan Asysyura diambil dari kata Asyarah yang artinya adalah 10.

Hal tersebut dikarenakan Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan mukzijat atau kemuliaan kepada 10 nabi-Nya pada hari tersebut.

Siapa 10 nabi yang diberikan kemuliaan, Allāh berikan mukzijat yang besar pada hari Asysyura?

Diantaranya:

⑴ Nabi Mūsā Alayhissallām

Dimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla menolong beliau pada hari itu yaitu Allāh membelah lautan dan menenggelamkan Fir'aun di laut merah.

⑵ Nabi Nūh alayhissallām

Dimana pada tanggal tersebut kapal beliau ketika terjadi banjir bandang yang menengelamkan wilayahnya sampai gunung-gunung ikut tengelam, kapal beliau bisa berlabuh di bukit Jūdī. 

Sebagaimana firman Allāh dalam surat Hūd ayat 44.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَقِيلَ يَٰٓأَرۡضُ ٱبۡلَعِي مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقۡلِعِي وَغِيضَ ٱلۡمَآءُ وَقُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ وَٱسۡتَوَتۡ عَلَى ٱلۡجُودِيِّۖ وَقِيلَ بُعۡدٗا لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

_Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah.” Dan air pun disurutkan dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Jūdī dan dikatakan, ”Binasalah orang-orang zhālim .”_

(QS. Hūd: 44)

⑶ Nabi Yūnus alayhissallām.

Beliau diselamatkan oleh Allāh dari perut ikan paus pada hari tersebut.

⑷ Nabi Ādam alayhissallām

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menerima taubatnya pada hari tersebut.

⑸ Nabi Yūsuf alayhissallām

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyelamatkan beliau (dikeluarkan) dari sumur pembuangan ketika beliau dibuang oleh saudara-saudaranya di sumur, pada hari Asysyura ini.

⑹ Nabi Īsā alayhissallām

Dimana beliau dilahirkan pada hari tersebut dan beliau diangkat ke langit pada hari tersebut

⑺ Nabi Dāwūd alayhissallām

Dimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla menerima taubatnya pada hari tersebut.

⑻ Nabi Ibrāhīm alayhissallām

Beliau adalah khālillurahman yang dilahirkan pada tanggal tersebut.

⑼ Nabi Ya'qub alayhissallām

Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengembalikan penglihatannya setelah kebutaan yang menimpa beliau pada hari Asysyura ini.

⑽ Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam

Dimana beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan datang pada hari tersebut.

Itulah 10 nabi yang mendapatkan kemuliaan yang agung pada tanggal 10 Muharram atau pada hari Asysyura. Dan karena ada 10 nabi yang mendapatkan kemuliaan mukzijat besar maka hari tersebut dinamakan AsySyura diambil dari kata Asysyara yang artinya 10.

Informasi ini bisa kita lihat dalam karya Badrudin Al ‘Aini dalam kitāb Umdatul Qari Syarah Shahīh Bukhāri.

Dan beliau, Al ‘Aini rahimahullāh, menambahkan beberapa nabi yang mendapatkan kemuliaan pada tanggal tersebut (silahkan dirujuk pada kitāb beliau juz 11 hal 117 sampai 118)

Semoga pembahasan ini bermanfaat.

Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb

وصلى الله على نبينا محمد

____________

Kamis, 20 Juni 2019

Lupa Tersenyum

#By.DR
Kamis,20 Juni 2019
At office

~Lupa Tersenyum~

Dihadapan layar komputerku ketika lelah mata memandang, kupandang AC taksengaja terlintas tiba-tiba aku teringat waktu itu ada tukang AC langganan kantor sedang service cuci AC...
suasana bulan puasa saat itu setelah jam istirahat dengan terik matahari terlihat didalam ruang kerjaku saat itu juga mataku yang lelah dan mengantuk seperti biasa entahlah kualihkan pandangan kemana saja agar tidak terlihat ngantuk...tak sengaja aku lintasi pandanganku ke tukang AC yang sedang melakukan pekerjaanya ...

Biasalah ditengah pekerjaanku terkadang ada...saja yang membuatku menekuk wajah entah sikap Marketing ataupun rekan kerja dan...pekerjaan lainnya yang singgah di otakku

hemm ternyata aku lebih sering mengalihkan pandanganku ke tukang AC yang sedang mengerjakan tugasnya...

Barulah sadar dari rasa kantukku
Abang Tukang AC bertanya kepadaku
"mba, ...emba lagi puasa ya?"
Wajahku spontan merespon ucapannya seperti biasa ....
seperti berhadapan dengan clien yang datang
Setengah sadar aku respon."haa iya..kenapa pak?"sambil menghilangkan seluruh rasa kantukku
"Kalau lagi puasa itu...banyakin tersenyum..." dengan nada halusnya mengingatkan ku...

Entahlah antara abang itu bilang seperti itu atau bilang "pantes dari tadi banyak senyum..."

😅😁

Haduuhh mungkin yang ucapan pertama kali anggapku

Hehehe dalam hati aku malu

Masa senyum aja diingetin sama abang-abang 😆

Dari situlah hilang smua kantukku, dan mencoba curi kesempatan untuk berbalik ke pandangan cermin buat ngetes aku kurang senyum atau banyak senyum🙈

yukk buat yang baca jangan sampai senyum aja diingatkan ya...

Kan katanya senyum itu adalah ibadah...😊🙂☺️

✏️Sekian dan terima kasih🙌

Selasa, 02 April 2019

sholat sunnah setelah akad nikah

Assalamu'alaikum
Afwan ustadz Mau tanya apakah semua sholat sunnah bisa dilakukan secara berjama'ah, & sholat sunnah setelah akad nikah apa bisa dilakukan berjama'ah? Syukron, jazakalllah khoir
Jawab :
Salah satunya adalah shalat sunnah dua raka’at di malam pertama pengantin baru

Bagaimanakah hukumnya?

Syaikh Al Albani mengatakan dianjurkan bagi keduanya (suami isteri) agar melaksanakan shalat dua raka’at bersama, karena hal ini pernah dinukil dari salaf. Terdapat dua atsar yaitu:

Pertama, Dari Abu Sa’aid mantan budak Abu Usaid, beliau mengatakan,

Aku menikah dalam keadaan aku masih seorang budak, maka aku mengundang di hari pernikahanku sejumlah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diantaranya ada Ibnu Mas’ud, Abu Dzar dan Hudzaifah. Abu Sa’id berkata: para sahabat radhiyallahu ‘anhum memberitahukanku dan mereka berkata,

ุฅุฐุง ุฃุฏุฎู„ ุนู„ูŠูƒ ุฃู‡ู„ูƒ ูุตู„ ุนู„ูŠูƒ ุฑูƒุนุชูŠู† ، ุซู… ุณู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู† ุฎูŠุฑ ู…ุง ุฏุฎู„ ุนู„ูŠูƒ ، ูˆุชุนูˆุฐ ุจู‡ ู…ู† ุดุฑู‡ ، ุซู… ุดุฃู†ูƒ ูˆุดุฃู† ุฃู‡ู„ูƒ

“Jika kamu masuk menemui istrimu maka shalatlah dua raka’at, kemudian mohonlah kepada Allah kebaikan yang dimasukkan kepadamu, berlindunglah kepada Allah dari keburukannya, kemudian setelah itu terserah urusanmu dan istrimu.” (HR. Ibnu Abu Syuaibah dalam Al Mushannaf, 3/401. Dan ‘Abdurrazaq dalam Al-Mushannaf, 6/191. Syaikh Al Albani rahimahullahu berkomentar sanadnya shahih hingga Abu Sa’id dan beliau tertutupi periwayatannya).

Kedua, dari Syaqiq ia menceritakan, ada seorang laki-laki mendatangi ‘Abdullah bin Mas’ud, namanya Abu Jarir, ia mengadukan, ‘Aku menikahi seorang gadis belia yang masih perawan, aku takut pada akhirnya ia akan membenciku.’ Kemudian ‘Abdullah memberi nasehat,

ุฅู† ุงู„ุฅู„ู ู…ู† ุงู„ู„ู‡ ، ูˆุงู„ูุฑูƒ ู…ู† ุงู„ุดูŠุทุงู† ، ูŠุฑูŠุฏ ุฃู† ูŠูƒุฑู‡ ุฅู„ูŠูƒู… ู…ุง ุฃุญู„ ุงู„ู„ู‡ ู„ูƒู… ، ูุฅุฐุง ุฃุชุชูƒ ูู…ุฑู‡ุง ุฃู† ุชุตู„ูŠ ูˆุฑุงุกูƒ ุฑูƒุนุชูŠู†

“Sesungguhnya keharmonisan itu datangnya dari Allah dan benci itu datangnya dari setan. Setan ingin membuat kalian benci apa yang Allah halalkan bagi kalian. Karena itu, jika istrimu mendatangimu maka perintahkanlah ia agar shalat dua raka’at di belakangmu.” (Adab Az Zifaaf, hal 94-98).


Jumat, 30 November 2018

Materi BIAS *Bab sholat-Jama'*

๐ŸŒ BimbinganIslam.com
Rabu, 20 Rabi'ul Awwal 1440 H /  28 November 2018 M
๐Ÿ‘ค Ustadz Fauzan ST, MA
๐Ÿ“— Matan Abลซ Syujฤ' | Kitฤb Shalฤt
๐Ÿ”Š Kajian 56 | Shalฤt Jama' Bagi Musafir
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H056
〰〰〰〰〰〰〰

SHALฤ€T JAMA' BAGI MUSAFIR (BAGIAN 1)

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…
ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุนุฏ

Para sahabat bimbingan Islam yang dirahmati Allah.

Kita memasuki halaqah berikutnya, tentang shalat jama' bagi musafir.

Sebelum memasuki kitab, ada beberapa hal yang perlu diketahui:

(1) Jama' adalah rukhsah atau keringanan yang ada dalam syariat Islam, manakala adanya udzur atau kesusahan.

(2) Jama' bisa dilakukan antara shalat dhuhur dan ashar, kemudian antara shalat maghrib dan isya.

Dan tidak boleh menjama' sholat subuh, ataupun antara shalat ashar dan maghrib atau seluruh shalat dalam sekali waktu.

(3) Tidak ada kaitannya antara jama' dan qashar, namun keduanya adalah keringanan bagi seorang musafir.

Adapun qashar terkait dengan safar, sedangkan jama' terkait dengan masyaqqah atau kesulitan atau udzur.

Jadi mungkin saja seorang yang tidak safar, apabila ada udzur untuk menjama' sho
Alat, namun tidak di qashar.

(4) Jama' ada dua macam:

- Jama' taqdim, yaitu menggabungkan shalat diawal waktu, dan
- Jama' ta’khir, yaitu menggabungkan dua shalat diakhir waktu.

(5) Hukum jama' adalah boleh, dan melaksanakan rukhsah adalah mustahab atau sunnah.

(6) Tidak boleh seseorang menjama' tanpa alasan yang dibenarkan syariat atau tanpa udzur. Hal itu termasuk dosa besar.

ู‚ุงู„ ุงู„ู…ุคู„ู ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡
((ูˆูŠุฌูˆุฒ ู„ู„ู…ุณุงูุฑ ุฃู† ูŠุฌู…ุน ุจูŠู† ุงู„ุธู‡ุฑ ูˆุงู„ุนุตุฑ ููŠ ูˆู‚ุช ุฃูŠู‡ู…ุง ุดุงุก))

Dan diperbolehkan bagi seorang musafir untuk menjama' (menggabungkan dalam satu waktu) antara dhuhur dan ashar di waktu mana saja yang diinginkan.

((ูˆุจูŠู† ุงู„ู…ุบุฑุจ ูˆุงู„ุนุดุงุก ููŠ ูˆู‚ุช ุฃูŠู‡ู…ุง ุดุงุก))،

Dan antara shalat maghrib dan Isya diwaktu mana saja yang diinginkan

Yaitu baik jama' taqdim (diwaktu awal) atau jama' ta’khir (diwaktu yang kedua).

Dan tidak boleh menjama' dengan subuh atau menjama' shalat ashar dengan maghrib.

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muadz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:

 ุฎَุฑَุฌْู†َุง ู…َุนَ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุนَุงู…َ ุบَุฒْูˆَุฉِ ุชَุจُูˆูƒَ ، ูَูƒَุงู†َ ูŠَุฌْู…َุนُ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ، ูَุตَู„َّู‰ ุงู„ุธُّู‡ْุฑَ ูˆَุงู„ْุนَุตْุฑَ ุฌَู…ِูŠุนًุง ، ูˆَุงู„ْู…َุบْุฑِุจَ ูˆَุงู„ْุนِุดَุงุกَ ุฌَู…ِูŠุนًุง ، ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…

_Pada tahun terjadinya perang Tabuk, kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam._

_Pada saat itu beliau menjama' shalat._

_Beliau menjama' dhuhur dan ashar sekaligus, dan antara maghrib dan isya sekaligus._

(HR. Muslim)

Beberapa permasalahan dalam jama'.

*_Masalah yang pertama: Urutan pelaksanaan shalat._*

Apakah disyaratkan tertib (sesuai urutan)?

Dijelaskan dalam Kifayatul Akhyar, disyaratkan tertib dalam jama' taqdim, namun dalam jama' ta’khir tidak disyaratkan.

Yang rajih adalah: disyaratkan secara mutlak.

ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุงุจู† ุนุซูŠู…ูŠู† ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ :
" ูŠุดุชุฑุท ุงู„ุชุฑุชูŠุจ ุจุฃู† ูŠุจุฏุฃ ุจุงู„ุฃูˆู„ู‰ ุซู… ุจุงู„ุซุงู†ูŠุฉ ؛ ู„ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ّู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ّู… ู‚ุงู„ : ( ุตู„ูˆุง ูƒู…ุง ุฑุฃูŠุชู…ูˆู†ูŠ ุฃุตู„ูŠ ) ، ูˆู„ุฃู† ุงู„ุดุฑุน ุฌุงุก ุจุชุฑุชูŠุจ ุงู„ุฃูˆู‚ุงุช ููŠ ุงู„ุตู„ูˆุงุช

Berkata Syaikh Utsaimin:

Dipersyaratkan untuk tertib (dilakukan secara berurutan, yaitu dengan mengerjakan yang pertama kemudian yang kedua), karena Nabi shallallhu 'alaihu wassalam bersabda:

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”

Dan syariat telah menjelaskan urutan waktu dalam shalat.

Dalam shalat jama', tidak boleh mendahulukan shalat yang kedua dari shalat yang pertama.

Misal, mendahulukan shalat ashar kemudian shalat dhuhur, atau shalat isya sebelum shalat maghrib, maka ini tidak sah, karena tidak sesuai dengan urutannya.

Apabila seorang yang berniat jama' antara dhuhur dan Ashar, kemudian mendapati Imam shalat Ashar.

Maka Makmum mengikuti imam dan meniatkan sholat dhuhur

Apabila Seorang yang berniat jama' antara maghrib dan Isya, kemudian mendapati Imam shalat isya, maka hendaknya dia shalat bersama imam dengan berniat shalat maghrib.

Apabila imam sudah shalat satu rakaat, maka dia mengikuti tiga rakaat berikutnya, dan hal ini sudah mencukupi shalat maghrib.

Apabila makmum mengikuti sejak awal rakaat, maka pada saat imam berdiri unutk shalat rakaat yang ke empat, maka makmum menunggu sampai imam tasyahud kemudian salam bersama imam.

Perbedaan niat imam dan makmum, tidak mengapa.

Keteranagn di atas disarikan dari jawaban Syaikh bin Baz tentang masalah ini.

*_Permasalahan kedua: syarat niat dalam jama'_*

Dalam madzhab Syafi'i, disyaratkan untuk berniat sebelum shalat yang pertama ataupun dalam shalat yang pertama.

Yang rajih adalah boleh dijama' walaupun tidak berniat sebelumnya, selama sebabnya masih ada.

Ini adalah madzhab Hanafiyyah, dan perkataan sebagian ulama dari kalangan Malikyyah, dan sekelompok ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah.

Pendapat ini dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah, Syaikh bin Baz dan Syaikh Utsaimin.

*_Permasalahan ketiga: syarat muwalah atau dilakukan secara berkesinambungan._

Ini adalah syarat sebagaimana yang dikemukakan dalam madzhab Syafi'i’, Maliki dan Hambali.

Apabila terpisah dalam waktu yang sedikit maka tidak mengapa.

Apabila pemisahnya waktu yang panjang, maka tidak dilakukan shalat jama', melainkan shalat sendir-sendiri.

ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู… ุชุณู„ูŠู…ุง ูƒุซูŠุฑ
____________________________

๐Ÿฆ *Salurkan Donasi Dakwah Terbaik Anda* melalui :

▪ *Bank Syariah Mandiri (BSM)*
| Kode        : 451
| No. Rek   : 710-3000-507
| A.N           : YPWA Bimbingan Islam
| Kode akhir nominal transfer : 700
| Konfirmasi : 0878-8145-8000

๐Ÿ“ *Format Donasi : Donasi Dakwah BIAS#Nama#Nominal#Tanggal*

___________________